www.pencarifakta.com.ǁNTT,21 September 2025-Brigade Pompa Air Pemeerintah Provinsi NTT bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kupang berhasil atasi kekeringan di Kupang Timur. kabupaten Kupang, NTT.
Seperti diketahui, kekeringan akhir-akhir ini melanda Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang yang dirasakan masyarakat pada Musim Tanam II (MT II) Tahun 2025.
Akibat kekeringan, lahan pertanian milik masyarakat seluas 36 hektar gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang, Amin Juariah, mengatakan kekeringan yang sempat melanda Kecamatan Kupang Timur telah berhasil diatasi berkat kerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT melalui pemanfaatan Brigade Pompa Air.
“Sebagian besar lahan sudah tertangani. Memang ada satu dua kelompok yang pompanya belum bisa menyelesaikan karena debit air berkurang, tetapi secara umum kekeringan teratasi, ” kata Amin.
Ia merinci, sekitar 60 unit pompa air dikerahkan untuk mengairi lahan yang terdampak kekeringan seluas 36 hektare dari total 800 hektare lebih, lahan pertanian di Kupang Timur. Hasilnya, pada musim tanam II tahun ini luas tanam telah mencapai 2.400 hektare lebih.
“Ini capaian baik karena curah hujan kemarin cukup, kondisi air tanah masih mencukupi sehingga sumur bor dan sumur dangkal bisa dimanfaatkan,” jelasnya.
Amin menambahkan, kebutuhan alat dan mesin pertanian (alsintan) di Kupang Timur juga masih tinggi.
Dengan potensi lahan sekitar 7.000 hektare, sementara eksisting 5.000 hektare, ketersediaan hand tractor yang ada belum mencukupi.
“Kalau kapasitas satu hand tractor hanya empat hektare, kita butuh banyak alat. Sekarang harus bergantian, sehingga pengolahan lahan dan penanaman jadi lebih lama,” ujarnya.
Disisi lain ia menambahkan, bahwa Kupang Timur bersama Kupang Tengah juga menjadi sentra food estate Kabupaten Kupang, termasuk wilayah Kupang Timur, Sulamu, dan Fatuleu.
Untuk mendukung peningkatan indeks pertanaman dari dua kali menjadi tiga kali setahun, pihaknya juga mengajukan program optimalisasi lahan.
“Program ini mencakup rehabilitasi dan pembangunan jalur irigasi, perpompaan, dan perpipaan. Untuk Desa Mata Air, kami sudah survei 25 hektare yang diusulkan pembangunan jaringan irigasi tersier,” papar Amin.
Ia berharap dukungan alsintan, sarana prasarana, dan infrastruktur bisa memotivasi petani agar target peningkatan indeks pertanaman tercapai, meskipun mungkin hanya sebagian wilayah yang mampu menerapkannya.