www.pencarifakta.com.ǁNTT,11 November2025-Pulau Lembata , Kabupaten Lembata , Nusa Tenggara Timur trekenla dengan atraksi beburu ikan paus secara tradisional .
Dan, tradisi berburu paus nelayan Lamalera di Kabupaten Lembata merupakan kearifan lokal masyarakat setempat yang hadir sejak berabad lampau.
Tradisi berburu paus masyarakat Lamalera dilakukan pada musim menangkap ikan yang dikenal dengan nama Lewa, yang jatuh pada tiap tahun di bulan Mei hingga September.
Bulan Mei hingga November merupakan bulan migrasi paus. Mamalia laut itu melintasi Laut Sawu, bermigrasi dari Laut Banda menuju Samudera Indonesia.
Saat berburu paus para nelayan Lamalera menggunakan peledang atawa perahu kayu tradisional tanpa mesin dengan layar yang dibuat dari anyaman daun pandan. Mereka tak menggunakan perahu motor, karena takut baling-baling melukai paus.
Tradisi ini juga menjadi salah satu destinasi wisata atraksi budaya di Lembata dan kebanggan NTT. Wisatawan domestik hingga mancanegara pun tak melewatkan tradisi ini saat ke Lembata.
Biasanya pada tanggal 1 Mei dilanjutkan dengan Misa Leva, tradisi agama Katolik untuk memohon restu kepada Tuhan atas musim Lewa yang akan dilaksanakan.
Misa dilakukan saat pagi hari ketika matahari sudah terbit dan suhu masih sejuk. Warga berkumpul di pantai dan para imam yang memimpin misa.
Para imam juga masuk ke laut tak jauh dari bibir pantai dengan jubah. Mereka menumpangkan tangan memberikan berkat kepada para nelayan dan perahu yang hendak pergi.
Para imam tampak berdoa mohon berkat dan perlindungan kepada Tuhan agar mereka selalu diberkati sepanjang musim melaut.
Aturan dalam Tradisi Berburu Paus di Lamalera
Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, kebiasaan nelayan Lamalera berburu paus sudah ada sejak abad ke-17.
Peralatan yang digunakan pada tradisi berburu paus di NTT ini adalah paledang dan tombak bambu yang ujungnya berkait terbuat dari besi untuk menikam paus yang disebut tempuling.
Paledang yang merupakan perahu tradisional seperti perahu layar tanpa mesin yang akan digerakkan oleh sekawanan matros atau pendayung. Dalam satu paledang terdapat 4-6 matros yang dipimpin oleh seorang Lamafa atau juru tikam.
Jenis Paus yang Ditangkap
Pada musim Lewa, masyarakat Lamalera tidak hanya menangkap paus, tetapi juga pari dan lumba-lumba.
Nelayan Lamalera sangat berbeda dari nelayan lain karena mereka mahir menangkap ikan besar, terutama paus. Walau begitu tradisi berburu paus memiliki aturan terkait waktu, peralatan, pelaksanaan, hingga jenis paus yang dapat ditangkap.
Khusus paus, masyarakat Lamalera memiliki kearifan lokal untuk tidak menangkap jenis paus biru yang dianggap sebagai hewan yang pernah menyelamatkan Lembata.
Penangkapan ikan pada saat Lewa juga tidak dilakukan dalam skala besar, karena nantinya hasil tangkapan hanya dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan bahan pangan.
Di Lamalera memang terdapat pasar barter yang dibuka seminggu sekalii mana warga desa Lamalera bisa menukar hasil tangkapan dengan bahan pangan lain seperti jagung atau pisang.












